Muhammad Nurkhoiron*
Moderasi Islam kini tengah menjadi isu yang cukup mengemuka di masyarakat. Selain karena Moderasi Islam dianggap menjadi alternatif dari Islam Radikal dan Islam Liberal, Moderasi Islam juga dianggap inheren dengan Islam itu sendiri. Tetapi apakah Moderasi Islam mengalami kemajuan saat ini? Tentu tidak ada jawaban pasti. Tetapi jika Islam Moderat yang dimaksudkan adalah pemisahan Negara dan Agama (Islam Sekuler) atau Islam Liberal ala Cak Nur, tampaknya kini mengalami tantangan yang hebat. Kelompok-kelompok yang masih mengidam-idamkan penyatuan agama dan negara, sama sekali tidak surut. Bahkan jika menyaksikan aksi-aksi yang terkait dengan politik elektoral, kelompok ini malah makin gegap gempita. Aksi 212, terlepas dari banyaknya kelompok kepentingan yang terlibat di dalamnya, menunjukkan wajah kelompok Islam Politik ini, semakin terang-terangan dengan agendanya. Wacana-wacana yang berkembang di media-media online juga menunjukkan hal itu. Tulisan ini mencoba memberi tawaran moderasi Islam di tengah situasi semacam ini, yakni dengan tidak membangun garis tegas antara Islam Moderat dengan kelompok Islam yang masih mengangan-angankan penyatuan negara dan agama. Dialog yang lebih setara perlu dibuka untuk berbagai kelompok dalam membangun apa yang kita sebut dengan Islam Moderat ini.
Selanjutnya unduh https://blamakassar.e-journal.id/mimikri/article/view/345/253
* Ketua Yayasan Desantara