Menghadirkan Bissu bagi sebagaian warga masyarakat Sulawesi Selatan bukan hanya sekedar kerinduan masa lalu. Keberadaan dan peran Bissu dalam upacara-upacara tertentu seperti mappalili atau yang lain dipandang sangat penting. Bissu dipercaya sebagai pemimpin dalam upacara ritual, menyambungkan aspirasi manusia kepada Tuhan. Ritual tahunan pensucian arajang (pusaka) Puang Wali yang dilakukan selama tiga hari tiga malam di bulan Syura ini peran penting Bissu terlihat nyata.
Judul : Upacara ritual Arajang di Komunitas Bissu Daerah : Pangkep, Sulawesi Selatan Tgl/bln/thn : 25 Maret 2002 Durasi : 32 menit
This Desantara's footage is Available on Call
Bau asap kemenyan, sesajian dari 100 ekor ayam putih, kembang setaman, pelbagai jenis makanan hingga kepala kerbau, menambah daya mistis dari upacara pensucian arajang ini. Ritual dihadiri oleh ratusan orang dari keluarga dan jamaah Puang Wali. Imam desa beserta sejumlah warga membaca barzanzi hingga selesai, kemudian dilanjutkan oleh para Bissu membaca doa dalam bahasa torilangi, dan disambung dengan ma'girri', yaitu menari mengitari pusat sesajian sambil menghunjamkan keris ke beberapa bagian tubuh masing-masing dan disaksikan oleh semua yang hadir, termasuk Puang Wali dan para pengikutnya, tanpa ada setetes darah pun yang mengalir dari bekas tusukan keris tersebut. Begitulah ma'girri' Bissu, terasa semakin sakral dan mistis.