MENEKUK AGAMA, MEMBANGUN TAHTA, Kebijakan Agama Orde Baru

Instrumentalisasi agama yang dilakukan Orde Baru dalam bentuk berbagai kebijakan yang dilembagakan melalui Departemen Agama, telah menempatkan posisi agama-agama “resmi” sebagai subordinat baru terhadap berbagai “aliran”, “sekte” atau apapun namanya, yang muncul akibat persoalan interpretasi terhadap doktrin. Dengan amat mudah aliran-aliran itu akan dituduh sebagai aliran “sesat” ketika tidak ada kesesuaian dengan aliran utama (mainstream), khususnya jika bertentangan dengan kepentingan negara. Sehingga lembaga-lembaga keagamaan seperti MUI, PGI, MAWI, dan sebagainya, dalam tahap “tertentu”, telah bertindak sebagai perpanjangan negara.

Kala para wanita mendendangkan lagu, nabi Muhammad menikmati dengan penuh perhatian bahkan nabi mengoreksi liriknya yang dianggap kurang layak. Kumpulan hadits yang bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya ini, menunjukan bahwa Nabi Muhammad mengapresiasi berbagai bentuk kesenian, seperti tarian, nyanyian dan musik. Kesenian memiliki makna penting dalam kehidupan Nabi Muhammad. Bahkan nabi pernah menyelenggarakan festival musik dan tari di ruangan masjid. Festival itu menyuguhkan kesenian orang-orang Afrika, yang saat itu dianggap ganjil oleh kebanyakan orang Arab. Islam agama yang realistis, Islam memperhatikan tabiat dan kebutuhan manusia. Salah satu yang dibutuhkan manusia adalah keindahan seni.

 

ISBN : 979-3596-03-1

Jumlah Halaman : 368

Penulis: Abdul Aziz, Abdul Munim, dkk

Penerbit : Desantara

Tahun Terbit : 2004