Berdaya di Sungai dan Pantai: Komunitas Dayak Kenyah dan Kangean di Era Kesetaraan

Desantara.or.id

Bergerak ke Kalimantan. Di Bab 6 kita akan menyaksikan Masyarakat Adat Dayak berusaha untuk terus berdaya di hulu dengan tetap dalam bingkai inklusi. Didampingi oleh Yayasan Desantara, Program Peduli difokuskan untuk menjamin kepastian ruang hidup dan penghidupan Komunitas Dayak Kenyah Lepoq Jalan di Desa Lung Anai melalui tata kelola pemerintahan desa yang inklusif.

Eksklusi sosial yang dirasakan oleh masyarakat Suku Dayak ini terkait erat dengan pemenuhan layanan dasar pendidikan, kesehatan dan usaha. Sebagian anak-anak usia sekolah tidak bisa bersekolah karena harus mengikuti orang tua bekerja di ladang/kebun. Tidak ada kepastian sumber penghidupan karena tidak ada jaminan kepastian lahan. Minim penerimaan sosial. Dianggap sebagai pendatang oleh masyarakat desa sekitar. Terjadi konflik lahan antardesa akibat masuknya perusahaan-perusahaan besar. Melalui dinamika yang tak mudah, semua tantangan ini perlahan dapat diatasi dan inklusi sosial kini menjadi norma yang berlaku di sana. Selain itu, Yayasan Desantara, didukung oleh Yayasan Naladwipa, berkolaborasi dengan Program Peduli bersama Pemerintah Desa Pajanangger, membangun basis data yang kuat dalam perencanaan pembangunan pada tingkat desa. Akhir bab ini mengetengahkan cerita perubahan di Kangean, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.

Selanjutnya sila unduh di www.kemitraan.or.id/uploads/content/BUKU-INKLUSI-SOSIAL.pdf

BAGIKAN: