Oleh M. Kodim
Bagi para penentang Ahmadiyah, rekomendasi Bakor Pakem sering dijadikan landasan untuk mengakhiri organisasi Ahmadiyah yang sudah berbadan hukum. Minggu, 20 April 2008, sekitar 20 ribu massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) menggelar aksi besar-besaran di depan Istana Merdeka, Jakarta. Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mengeluarkan Keppres pembubaran Ahmadiyah.
Demonstran yang mengatasnamakan FUI merupakan gabungan dari sejumlah ormas Islam, di antaranya Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI), Persatuan Umat Islam (PUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Tim Pembela Muslim (TPM). Sedangkan perwakilan partai politik yang datang antara lain Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang Reformasi (PBR).
Sebelum ke Istana, massa aksi berkumpul di Masjid Istiqlal sejak pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka kemudian melakukan longmarch dimulai dari pintu utama Istiqlal kemudian berbelok kiri, masuk Jalan Veteran dan menuju ke depan Istana Negara.
Selama berjalan, ribuan massa yang kebanyakan mengenakan pakaian putih-putih dengan peci di kepala itu tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel penolakan Ahmadiyah seraya memekikkan kalimat“Allahu Akbar..Allahu Akbar”. Bendera masing-masing organisasi tampak berkibaran di atas kepala mengiringi perjalanan itu. Mereka juga membawa poster berisi tuntutan agar Ahmadiyah dibubarkan dan foto Mirza Ghulam Ahmad yang mereka coret dengan tanda silang.
Sesampainya di Istana, sekitar pukul 09.00 WIB, massa langsung berkumpul dan terkosentrasi pada sebuah panggung berukuran kira-kira 6×10 meter yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Acara yang bertajuk “Apel Pagi Sejuta Umat Islam Untuk Bubarkan Ahmadiyah” pun dimulai.
Demonstrasi diisi dengan orasi para pemimpin ormas dan parpol. Mereka meminta pemerintah segera membubarkan organisasi Ahmadiyah. Mereka menilai aliran Ahmadiyah menyesatkan dan menyimpang dari ajaran Islam, dan mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan surat larangan untuk Ahmadiyah.
Aksi ini mendapat penjagaan ketat kepolisian dari berbagai unsur kesatuan yang berjumlah 1000 personil. Sebuah helikopter dari Polda Metro Jaya diturunkan untuk memantau jalannya demonstrasi. Aksi berlangsung tertib tidak ada kekerasan meskipun menyebabkan kemacetan di jalan Merdeka Utara dan Merdeka Barat.
Sekitar pukul 11.30 WIB, massa membubarkan diri. Massa mengancam akan menduduki Istana Merdeka dalam aksi serupa di kemudian hari jika Presiden tidak segera mengeluarkan surat keputusan bersama untuk melarang Ahmadiyah di Indonesia.
Demo Melawan Isu Keanekaragaman Indonesia
Minggu siang 1 Juni 2008, sekitar pukul 13.20 WIB, ratusan massa dengan mengenakan pakaian putih-putih dan atribut Front Pembela Islam (FPI) tiba-tiba menyerbu Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).Ketika itu, AKKBB sedang berkumpul di lapangan Monas untuk melaksanakan aksi damai memperingati Hari Kelahiran Pancasila. Aksi ini menyuarakan kepedulian untuk menegakkan arti kebhinnekaan di Indonesia.
FPI dipersenjatai bambu yang ujungnya sudah diperuncing serta besi hitam panjang mengejar dan memukuli massa AKKBB.
Kontan, mereka lari tunggang langgang menyelamatkan diri masing-masing disertai jeritan dan tangisan para ibu. Ada 2 orang luka parah dan 64 orang luka ringan dalam insiden tersebut. Diantara korban terdapat kiai dan tokoh dari kalangan Nahdlatul ulama dan Muhammadiyah. Desantara Report