14 Peneliti, Dosen dan Aktivis Perempuan Mengikuti Pelatihan Jurnalistik Perempuan Multikultural.
Sebanyak 14 Peneliti, Dosen dan Aktivis Perempuan dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti acara Pelatihan Jurnalistik Perempuan Multikultural Berbasis Etnografi yang diselenggarakan Kajian Perempuan Desantara. Keempat belas perserta yang 80 % perempuan ini adalah hasil penjaringan dan seleksi dari sekitar 64 pelamar pelatihan yang diadakan di Banyuwangi, Jawa Timur. Dari 18 peserta yang lolos, dua menyatakan mundur oleh sebab alasan kesehatan dan ijin dari instansi tempat bersangkutan bekerja.
“Secara keseluruhan, pembukaan acara ini tergolong sangat sukses,” begitu ungkap salah satu panitia. Acara pelatihan yang secara resmi di buka pada Kamis, 2 Agustus 2007 terbilang meriah. Berbagai pentas seni tradisi Banyuwangi disuguhkan untuk membuka acara yang juga dihadiri oleh kalangan elit budaya Banyuwangi. Tidak hanya itu, peserta juga hadirin pada acara pembukaan pelatihan itu juga disuguhi makanan dan minuman khas Banyuwangi. “Saya senang dan tidak menyangka kalau Banyuwangi sekaya ini,” ungkap salah peserta dari Jakarta menanggapi pembacaan ritual Mocoan Lontar dan musik lesung yang mengiringi acara tersebut. “Makanannya juga enak, khas sekali tidak ada di daerah lain,” imbuhnya.
Tidak bisa dipungkiri acara yang dihadiri peserta dari Makasar, Padang, Palembang, Jogjakarta, Ponorogo, Malang, Samarinda dan Jakarta ini banyak memberikan kesan yang beragam bagi peserta. Maklumlah Banyuwangi, seperti dalam rekayasa media dan politikus Jakarta, adalah sebuah daerah yang seram “penuh ilmu hitam” dan ninja. “Sebelum berangkat kawan kami berpesan, hati-hati kalau ditatap mata orang Banyuwangi,” terang Alfin peserta dari Ponorogo terkait stereotip mapan Banyuwangi selama ini. “Semua orang disini nampaknya seniman-seniwati yang kreatif, semua bisa menjadi alat musik,” terang Hasan, budayawan muda Banyuwangi, bangga tentang kiling dan lesung.
Dalam acara pembukaan itu, pihak KP Desantara selaku penyelenggara acara pelatihan memohon semua hadirin, utamanya para tokoh lokal, Budayawan, Seniwati dan masyarakat Banyuwangi sudi membantu lancarnya acara yang akan berlangsung selama bulan Agustus 2007. Lebih jauh, pihak KP Desantara mengungkapkan tanpa bantuan mereka, acara yang diawali oleh sesi materi kelas, turun lapangan dan penulisan, ini tidak akan berjalan sempurna. “Kesedian Bapak – Ibu untuk kami repoti wawancara adalah salah satu kunci sukses acara pelatihan ini, ” imbuh Hasan Basri yang juga panitia acara ini. Selamat bergelut dalam realitas lapangan dan buku dalam pelatihan.