Srinthil 10 : Perempuan dan Komodifikasi Seksualitas

Seks tak ubahnya seperti jamu yang mencerminkan rasa. Seksualitas dapat dipandang sebagai dunia religius, dunia substansial, sekaligus sebagai sebuah dunia yang mengagungkan aspek-aspek fisik. Seks adalah representasi dunia batin yang terdalam dan transenden. Seks tidak hanya bermakna biologis semata, melainkan justru lebih sebagai aktivitas spiritual. Oleh sebab itu, ritualisme seks selalu berada di ranah domestik.

Di ruang domestik itu sebenarnya manusia memiliki kebebasan ekspresi dan imajinasi sebagai seorang makhluk. Tetapi, sebagai yang memuat imajinasi, kenikmatan seksual tidak berada di ruang kosong. Ia selalu menghadirkan intervensi bahkan dari yang paling profan sekalipun, seperti kepentingan ekonomi dan politik. Itulah sebabnya, mengapa ada konstruksi seksualitas yang menekankan aspek-aspek fisik dan biologis yang menggiring nalar untuk larut dalam imajinasi tentang seksualitas dan hubungan seksual yang wadag. Panjang, besar, sempit, wangi, langsing, cantik dan tahan lama selalu muncul sebagai ideal tubuh dan seksualitas.