Upacara terbesar bagi komunitas Bayan, Lombok Barat, NTB ini berlanngsung selama 10 hari berturut-turut dan melibatkan belasan ribu warga. Ia memang dimaksudkan sebagai ritual ngawinang (perkawinan), nyunatang (sunatan), dan ngurisang (potong rambut). Tetapi, dalam prakteknya, upacara yang memerlukan biaya sangat besar ini sekarang biasanya diselenggarakan dalam 5 atau 6 tahun sekali, tergantung kesepakatan para tokoh adapt dan keseiapan warga masyarakat sendiri. Prosesinya terdiri dari turun gramtung (menurunkan dan memainkan gamelan pusaka), ngenguning, mapakin, majang, ngayu aik hingga nyunatang dan ngurisang.
Judul : Upacara ritual Gawe Beleq dan Mungut Lekong
Daerah : Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Tgl/bln/thn : 17-26 September 2002
Durasi : 33 menit
Daerah : Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat
Tgl/bln/thn : 17-26 September 2002
Durasi : 33 menit
Available on Call
Komunitas Bayan atau juga dikenal sebagai komunitas Wektutelu yang konsentrasi di 83 km luar kota Mataram ini percaya bahwa ketiga peristiwa tersebut adalah bagian sangat penting dari siklus hidup yang mesti dilewati oleh setiap anak manusia; khusus nyunatang dipandang sebagai pertanda resmi masuknya yang bersangkutan menjadi Islam. Sejumlah orang memandang bahwa komunitas Bayan yang tersebar di sekeliling gunung Rinjani ini sebagai Islam yang belum sempurna, tetapi bisa jadi memang demikianlah watak kemusliman yang tak pernah tunggal; betapa pun Islam adalah pemaknaan dan artikulasi yang multivokal.